Tertarik dengan surat undangan kegiatan webinar dengan agenda Sosialisasi Program Gerakan Indonesia Membaca yang dilaksanakan oleh Putera Sampoerna Fondation- School Devolopment Outreach pada Senin, 29 Juni 2020 pukul 14.00-16.00 , maka saya mencoba mencari informasi melalui internet tentang hasil PISA 2018 ,khususnya tentang membaca.
Menurut informasi yang disampaikan dalam surat undangan tersebut tentang hasil PISA Indonesia dalam bidang membaca dengan data dari internet memang sama nilainya, 371. Dengan nilai tersebut, peringkat Indonesia masih jauh berada di bawah rata-rata negara lain yang berada pada angka 487. Dengan nilai 371 tersebut menunjukkan bahwa penurunan dari tahun sebelumnya, bahkan nilai tersebut sama dengan saat penilaian PISA tahun 2000 yang lalu. Perkembangan terbaik hasil PISA dalam membaca ini terjadi pada tahun 2009, dengan nilai 402.
" … hasil PISA Indonesia dalam bidang membaca dengan data dari internet memang sama nilainya, 371 "
Kondisi inilah yang mendapat perhatian banyak pihak untuk membantu Kemendikbud meningkatkan nilai kemampuan membaca siswa Indoensia dalam PISA. PISA yang singkatan dari Programme for International Student Assessment atau Program Penilaian Pelajar Internasional. Program ini dibuat untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah secara rata-rata di setiap negara. PISA diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic CO-operation and Development).
Penilaian PISA dilakukan dengan menguji anak-anak berusia 15 tahun. Bahan yang diuji adalah Matematika, Sains, dan Kemampuan Membaca. Setiap negara memiliki jumlah sampel yang berbeda, OECD mengklaim ada 600.000 pelajar dari 72 negara yang diuji di PISA di seluruh dunia.( https://www.zenius.net/blog/23169/pisa-20182-2019-standar-internasional )
Kemampuan membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa sebelum lebih jauh belajar dengan materi pelajaran yang lain. Tidak dapat disangsikan, bahwa melalui membaca inilah kemudian siswa berkembang menjadi lebih baik dalam menuntut ilmu pengetahuan di sekolah. Jika kemampuan membaca siswa rendah, maka besar kemungkinan siswa akan banyak mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami wacana dalam buku dan bahan berbagai materi pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Kelemahan siswa Indoensia dalam membaca ini tentunya tidak terlepas dengan bagaimana budaya membaca orangtua dan gurunya. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak keluarga yang belum dapat menyediakan buku bacaan bagi anaknya, bahkan setingkat sekolah pun masih ada yang tidak memiliki perpustakaan yang memadai bagi siswanya. Demikian pula dengan budaya membaca di kalangan guru yang masih kurang. Hal ini dapat dibuktikan ketika guru tersebut saat berkumpul di ruang dewan guru sesama rekan sejawatnya, maka kebanyakannya hanya mengobrol, main handphone, dan hal-hal lain yang tidak terkait dengan membaca, apalagi menulis buku.
Sementara itu, di dalam agama Islam, masalah membaca ini sudah diajarkan sejak 14 abad yang lalu, saat Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wasallam menerima wahyu pertama yang dikenal dengan ayat 'iqra', yang artinya 'bacalah'. Perintah pertama yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wataala kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wasallam adalah membaca. Hal tersebut menunjukkan akan pentingnya membaca bagi umat Islam. Lalu, sebagaimana diketahui bersama bahwa umat Islam di Indonesia merupakan mayoritas dibandingkan umat yang beragama lainnya. Tentu ini menjadi sebuah keprihatinan kita bersama.
"... menurut hasil survei BPS ( Badan Pusat Statistik) tahun 2012, bahwa 17,66 persen anak-anak Indonesia yang memiliki minat baca, sedangkan yang memiliki minat menonton mencapai 91,67 persen "
Pada sisi lain, menurut hasil survei BPS ( Badan Pusat Statistik) tahun 2012, bahwa 17,66 persen anak-anak Indonesia yang memiliki minat baca, sedangkan yang memiliki minat menonton mencapai 91,67 persen. Artinya, hanya ada 1 dari 10 anak di Indonesia yang memiliki minat baca, dan 9 dari 10 anak tersebut lebih menyukai menonton televisi ( https://minanews.net/pentingnya-membaca-menurut-ajaran-islam/ )
Mari kita membiasakan dan membudayakan membaca di kalangan siswa dengan memulainya dari orangtua di rumah dan guru di sekolah. Anak-anak perlu contoh yang nyata, bukan sekedar ucapan atau ungkapan semata. Oleh sebab itu, mari kita bersama-sama bergerak meningkatkan minat baca anak dengan melalui Gerakan Indonesia Membaca. Semoga.
#BangkitPendidikanNegeriku
#DirumahdanMembacaAja.
Post a Comment for "MELIHAT TINGKAT MEMBACA SISWA MELALUI HASIL PISA "