Pembukaan
sekolah yang sudah sekian lama tidak dapat menyelenggarakan PTM sebagaimana
pemberitaan BPost di atas diharapkan dapat diikuti oleh satuan pendidikan di
daerah lain, khususnya di Kalimantan Selatan. Berbagai macam ragam keluhan dari
orang tua/wali siswa sudah ‘kada
kasandangan’ alias tidak tertahankan diterima oleh pihak satuan pendidikan
hingga dinas pendidikan.
Tuntutan dan desakan satuan
pendidikan menyelenggarakan PTM terbatas yang makin menggema akhir-akhir
ini tidak terlepas dari kekhawatiran akan learning loss yang
makin meningkat, karena hampir 2 (dua) tahun ini peserta didik belajar dari
rumah (BDR) melalui PJJ. Menuurut The Education dan Development Forum (2020),
learning loss adalah siatuasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan
dan keterampilan, baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis yang
terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya
proses pendidikan (https://disdikkbb.org/news/learning-loss-dampak-pandemi-covid-19/).
Tentu masih banyak
lagi dampak negatif yang dirasakan sekolah, siswa, orang tua/wali serta
pemerintah dengan tidak dapat dibuka sekolah dan diselenggarakannya PTM. Selama ini pendidikan itu dipahami secara
sederhana sebagai proses mendidik dan mengajar oleh guru di ruang kelas secara
terjadwal dan sistematis. Dengan adanya PJJ ata BDR , maka jelas proses
mendidik tidak dapat dilakukan secara maksimal dan intensif oleh guru dan
sekolah. Hanya melalui pembelajaran tata muka dan kegiatan ekstra kurikuler
sekolah atau pembiasaan proses mendidik dengan
penanaman nilai-nilai kepada siswa dapat dilakukan. Tentu berbeda dengan PJJ atau
BDR, praktis proses mendidik tidak sepenuhnya dapat dilakukan oleh guru atau
sekolah, hanya pada sesi proses mengajar saja, dan itu pun tidak efektif.
Penyelenggaraan PTM
terbatas pada beberapa sekolah di Kabupaten Banjar di atas diharapkan menjadi
kenyataan yang berkelanjutan ditengah pandemi Covid-19 yang tidak jelas kapan
berakhirnya. Pendidikan yang digadang-gadang menjadi tulang punggung
peningkatan sumber daya manusia Indonesia agar dapat bersaing di era
globalisasi dan revolusi industri 4.0 harus segera bangkit kembali yang dimulai
dengan menyelenggarakan PTM meski dengan serba keterbatasan. Dukungan semua pihak
agar kondisi pandemi Covid-19 dapat dikendalikan sangat diperlukan agar
penyelenggaraan PTJM tersebut dapat terus berkelanjutan. Semoga.
Post a Comment for "PTM TERBATAS, OASE DITENGAH PANDEMI"