Saat penulis mengantarkan adik sepupu, Hasbi, ke lantai
dasar hotel yang menjadi tempat parkir sepeda motor dan resepsionis hotel pada
Sabtu, 21 September 2019, sekitar pukul 16.45 WITA, ternyata Mastur, kawan
penulis yang tinggal di Kotabaru sudah datang. Sementara itu, Hasbi yang mau
pulang penulis perkenalkan dengan
Mastur, dan ternyata rumah mereka
berdekatan, namun jarang bertemu.
Sebelumnya, Mastur juga menelpon
penulis untuk dibawa jalan-jalan sore itu, sebelum kedatangan Hasbi, adik
sepupu penulis yang tinggal di Kotabaru. Dalam percakapan telpon tersebut, Mastur
berencana datang ke hotel untuk mengajak penulis jalan-jalan sore
untuk melihat-lihat kawasan Kotabaru
yang berada di tepi laut dan sekitarnya,
terutama ke kawasan nelayan kampung Rampa.
Dengan menggunakan sepeda motor kami berdua menelusuri kawasan perkampungan
nelayan yang sangat padat dengan kondisi lingkungan berada dekat tepi laut.
Mastur membawa penulis menelusuri jalan, lorong, dan gang di perkampungan
nelayan yang sangat padat sore ini. Tidak dapat penulis ingat lagi jalan, lorong,dan
gang yang telah dilewati seandainya disuruh mengulang lagi lewat jalan, lorong,
atau gang tersebut, karena sangat banyaknya yang harus dilewati.
Mastur terus menjalankan sepeda
motor dengan menulusuri kawasan yang berada di tepi laut, hingga akhirnya
penulis mengenal tempat yang pernah
penulis kunjungi saat ke Kotabaru pada tanggal; 4-5 September 2019 yang
lalu. Pertama. Penulis mengenal
tempat saat makan siang bersama Supian,S.Pd, dan Yuliansyah, M.Pd, saat dijamu
makan siang oleh Bahrudin, teman penulis yang bertugas di Kotabaru. Kedua. Penulis mengenal rumah kakak ipar
Supian,S.Pd, tempat menginap satu malam pada saat ke Kotabaru tersebut.
Kemudian, Mastur mengarahkan
sepeda motornya ke kawasan pegunungang. Terasa sekali sepeda motor menanjak
saat menjalani sebuah jalan yang cukup lebar ke arah belakang MAN Kotabaru. Beberapa
lama kemudian, Mastur menghentikan sepeda motor di depan sebuah rumah yang
permanen, dan ternyata rumah tersebut adalah rumah adik iparnya. Rumah adik
ipar Mastur ini berada di kawasan yang
tinggi, tepatnya dekat dengan gunung.
Tuan rumah menyambut penulis
dengan mempersilahkan masuk ke rumah,
namun Mastur mengajak duduk di teras saja,
karena lebih nyaman pemandangannya. Kami berbincang-bincang di teras rumah
ipar Mastur sambil disuguhi teh manis yang hangat serta gorengan yang juga masih hangat oleh tuan rumah. Salah satu pembicaraan tuan rumah
dan Mastur tentang kisah kerajaan gaib Saranjana, karena Mastur ingin
mempertemukan penulis dengan narasumber yang banyak mengetahui atau mendengar
tentang kisah sekitar Saranjana tersebut.
Sedang asyik kami
berbincang-bincang, terdengar suara azan Magrib yang berkumandang dari berbagai
musala dan masjid sekitar rumah adik ipar Mastur tersebut. Kami berdua mohon
pamit untuk pulang dengan tuan rumah. Sesampai di musalla yang berseberangan
dengan Kantor Catatan Sipil Kotabaru, kami ikut shalat Magrib berjamaah di
musalla tersebut.
Setelah melaksanakan shalat,
Mastur kembali membawa penulis suatu rumah, yang kata Mastur rumah kawannya,
tidak jauh dari musolla tempat kami shalat Magrib tadi. Penulis setuju saja,
karena kalau ke rumah kawaan Mastur nanti penulis mau menumpang ke WC, sebab
dari habis shalat tadi mau ke WC ,tetapi WC yang ada di lingkungan musolla
tersebut sedang dalam perbaikan.
###studitourktb-2019###
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN STUDI TOUR KE KOTABARU-2019. Bagian 20. Jalan-jalan sore Dibawa Mastur Bersepeda Motor"