CATATAN ATAS PERUBAHAN STATUS Bagian 1. Undangan yang Membuat 'Galau'


Tidak ada angin dan tidak ada petir, tiba-tiba hujan turun di saat sang matahari yang bersinar terik.  Jalan pun mulai berubah haluan, berubah 180 derajat dengan kondisi berputar secara mendadak, sehingga badan pun sempat oleng dibuatnya. Peran yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, tidak pernah didamba-dambakan, tidak ada dalam bayangan, apalagi suatu ambisi yang berlebihan alias ambisius.
Namun, Tuhan Yang Kuasa, Allah Swt, memiliki rencana yang lain terhadap nasib dan perjalanan karir penulis. Percaya dan sadar atas kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa itu, membuat penulis sadar akan arti sebuah takdir, ketetapan Allah itu mutlak adanya. Tidak ada peran siapa  pun yang dapat mengubah atau menentukannya. Hanya Allah Swt lah memiliki ketetapan mutlak atas diri makhluknya, tidak terkecuali bagi semua manusia, dan khususya diri penulis sendiri.
Kabar-kabur yang berhembus kencang selama beberapa bulan terakhir ini, tidak dapat menjadi sebuah kenyataan, hanya sebuah ilusi dan obsesi semata yang jelas rimbanya. Tentu, banyak spekulasi, persepsi, dan bahkan argumentasi untuk menganalisis kabar-kabur tersebut yang didukung oleh sedikit fakta imperis, kronoligis nisbi, dan asumsi-asumsi yang berkembang liar dalam wacana publik.
Namun, akhirnya berbagai spekulasi, argumentasi, maupun asumsi liar pun terpecahkan dengan adanya undangan yang penulis terima sesudah shalat Isya. Ada rasa gembira sebelum membaca seluruhnya, tetapi menjadi gundah gulana ketika membaca dengan penuh seksama. Kedatangan surat undangan yang dikirim oleh pejabat tinggi yang menjadi atasan penulis selama ini bukan isapan jempol dan asumsi belaka. Tertulis nyata dalam kalimat resminya, namun bagi penulis semunya penuh tanda tanya.
Penulis mau coba bertanya kepada yang mengirim surat melalui WA, namun tidak mampu terungkapkan dengan tulisan apalagi kata-kata. Biarlah penulis menerimanya dengan disertai seribu satu tanda tanya, akan kemana penulis berada setelah besok dibacakan surat keputusan resminya. Apakah tetap di  jalur yang sama dengan tempat tugas yang berbeda, atau berbeda jalur dan tempat yang berbeda,
Seribu satu tanda tanya masih mengganggu di alam pikiran dan hati penulis. Kepada siapa dapat bertanya, karena bukan kehendak penulis untuk merubah jalur pengabdian hidup selama ini. Penulis merasa nyaman berada di jalur yang sudah dijalani lebih dari seperempat abad, sudah menyatu dengan aliran darah, menyatu dalam denyut nadi, menyatu dalam hati, dan menyatu dalam sanubari. Lalu, apakah undangan tersebut akan merubah jalur nyaman yang sudah sedemikian lama penulis geluti? Wallahu’alam.
###curhat2019###

Post a Comment for "CATATAN ATAS PERUBAHAN STATUS Bagian 1. Undangan yang Membuat 'Galau'"