Menjadi sebuah jalan atau mungkin lebih
tepatnya takdir, penulis menjadi bagian dari birokrasi yang mengembang amanat
mengelola pendidikan secara lebih luas dari sekedar sekolah sebagai unit
pendidikan terdepan. Selama ini penulis tidak pernah membayangkan menjadi
bagian dari birokrasi yang cenderung mengurus keuangan, anggaran, dan
administrasi.
Tentu saja, penulis sadar diri karena jalur
pengabdian menjadi guru sudah menjadi pilihan hidup untuk mengabdi kepada bunda
pertiwi. Semakin jauh masuk dan bahkan menjadi pilihan hidup yang mendarah
daging, menjadi pola pikir dan pola tindak, dan kemudian berubah 180 derajat.
Meski tetap dalam ranah dunia pendidikan, namun beda persepsi dan strategi
pendekatannya, dan demikian pula dengan luas ruang lingkupnya.
Pemahaman dan orientasi kerja pun jauh berbeda.
Kini, penulis mengemban aman
ah menjadi pelayan bagi banyak sekolah yang
berhubungan dengan masalah yang tidak jauh-jauh dengan dunia pendidikan, bahkan
dapat dikatakan salah satu urat nadi pendidikan itu sendiri, yakni kurikulum
dan penilaian. Bersyukurnya lagi, penulis diberikan amanah menjadi pelayan bagi
banyak orang, yang mana tugasnya pun sedikit banyaknya sudah cukup banyak
diketahui dan pernah dijalani.
Hadapi dan segera beradaptasi menjadi suatu
cara dan upaya menguatkan hati dalam mengisi hari-hari pertama di jalur yang
baru. Banyak mendengar, banyak melihat, banyak membaca situasi lingkungan kerja
baru, dan tentunya juga banyak menjalin silaturrahim dan relasi dengan
lingkungan baru dengan rutinitas dan irama kerja yang baru pula. Hari-hari
pertama di lingkungan kerja baru terasa ‘singkat’, karena banyak tugas yang
harus segera diekskusi, sebab sudah terlalu menunggu pelayan sebagai pengganti.
Hati mulai dapat menerima kondisi yang baru
yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya, maka langkah untuk meneguhkan dan
memantapkan hati harus segara dilakukan secara cepat dan penuh hati-hati. Malang
tidak dapat ditolak, untung tidak dapat diraih. Begitulah kiranya kondisi dan
situasi yang penulis rasakan pada hari-hari pertama menjalani jalur baru. Hati
memang tidak mudah untuk dikelabui, namun semua dipendam dulu agar tidak
membuat banyak pihak berprasangka yang tidak-tidak.
Dunia memang terus berputar sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta, Allah Subhanahu wata’ala. Kondisi tersebut seperti tidak beda jauh dengan apa yang dialami oleh
penulis. Terlepas dari semua itu,
penulis harus segara ‘bangkit’ guna menata tugas yang harus segera diselesaikan
untuk mengejar waktu yang telah berlalu tanpa kegiatan. Penulis menyadari
sepenuhnya, bahwa tanggung jawab baru harus dilaksanakan dengan segera dan
sepenuh hati dan jiwa raga. Teguhkan tekat, mantapkan niat, dan kobarkan
semangat agar tidak terlambat.
###curhat2019###
Post a Comment for "CATATAN ATAS PERUBAHAN STATUS. Bagian 4. Menguatkan Hati, Meneguhkan Bakti"