Selepas melewati kawasan tambang
batubara, kemudian memasuki kawasan Sungai Danau, yang masih dalam wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu. Malam itu saat bus kami melintas, suasana pasar tersebut
masih cukup ramai dengan pedagang dan pembeli, terutama warung makanan dan
minuman yang berada di tepi jalan, sedangkan toko banyak yang tutup. Lepas dari
kawasan pasar tersebut, bus memasuki kawasan yang tanpa rumah penduduk, namun
di kejauhan terlihat cahaya lampu yang terang benderang menerangi kawasan
tambang batubara.
Malam semakin larut, semakin
banyak penumpang bus yang terlelap dalam tidur. Kondisi jalan yang relatif
nyaman , tidak banyak tikungan dan jalan berlubang membuat penumpang yang lelah
dalam perjalanan panjang tertidur cukup pulas. Penulis masih terjaga, meski
rasa kantuk juga mulai terasa. Perjalanan masih panjang, sekitar tiga lagi baru
sampai ke Pelaihari, sedangkan waktu saat itu sudah menunjukkan sekitar pukul
20.30 WITA pada Ahad, 22 September 2019.
Waktu terus berjalan seiring
perjalanan bus pada malam yang sepi
menembus kegelapan malam dalam perjalanan menuju Pelaihari. Terlihat penumpang
bus yang penulis tumpangi banyak terlelap tidur karena kelelahan setelah
menempuh perjalanan panjang dan melelahkan dari Kotabaru. Penulis pun mencoba
beristirahat dengan memejamkan mata di tengah keheningan malam di dalam bus
yang melaju menembus kegelapan malam. Sesekali penulis membetulkan posisi duduk
yang bergeser karena adanya pergerakan bus saat melewati tikungan.
Penumpang mulai terjaga saat dua
penumpang bus yang rumahnya di daerah Kintap turun dan berpamitan dengan
penumpang lainnya yang tetap melanjutkan perjalanan hingga ke Pelaihari. Ada
dua penumpang bus yang penulis tumpangi turun lebih dulu, yaitu Wahidin, yang
turun di Pandansari Kintap, dan Haji Jufri, yang turun di daerah Asam-Asam.
Selepas dari menerunkan kedua penumpang tersebut, bus melaju dengan kecepatan
yang cukup tinggi, karena kondisi jalan malam itu lengang dan sepi dari
pengendara lainnya.
Terasa angin malam merasuk ke dalam badan penulis, dan
mungkin juga bagi banyak penumpang bus yang kembali tertidur di tempat duduknya
masing-masing. Perjalanan bus makin cepat dan semakin mendekati Kota Pelaihari,
Ibukota Kabupaten Tanah Laut, yang menjadi titik persinggahan dan penurunan
penumpang yang tinggal di Pelaihari dan sekitarnya. Sementara itu, bus zona
Banjarmasin yang membawa penumpang dari Banjarmasin, Bati-Bati, Kurau, Tambang
Ulang, dan sebagian kecil dari Pelaihari melaju lebih dulu ketika berada di
sekitar Kintap.
Sekitar pukul 10.30 WITA, bus
yang penulis tumpangi memasuki Kota Pelaihari, dan tidak lama kemudian berhenti
di depan UPTD SMP Negeri 2 Pelaihari, sedangkan bus zona Banjarmasin yang
melaju lebih dulu saat di daerah Kintap, ternyata masih menurunkan penumpang
yang turun di daerah Batu Ampar, sehingga bus tersebut saat kami sampai di
Pelaihari masih jauh tertinggal. Penulis segera menghubungi anak penulis,
ananda Muhammad Munawir Akabri, untuk menjemput penulis dengan sepeda motor di di
depan UPTD SMP Negeri 2 Pelaihari.
Sesaat anak penulis datang menjemput, maka penulis menemui beberapa kawan yang masih menunggu jemputan untuk bersalaman dan berpamitan dengan mereka. Setelah bersalaman, penulis segera naik sepeda motor untuk pulang ke rumah setelah melakukan perjalanan panjang dari Kotabaru. Alhamdulillah, kami seluruh rombongan dapat pulang kembali ke Pelaihari dan rumah masing-masing dengan selamat
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN STUDI TOUR KE KOTABARU-2019. Bagian 37. Akhirnya, Kembali Tiba di Pelaihari"