Guru bukanlah profesi yang sederhana. Menjadi seorang guru harus
memenuhi berbagai macam persyaratan. Namun sayangnya, setelah menjadi guru
banyak orang kurang menghargai profesi yang diembannya tersebut. Harusnya
sebagai seorang guru bangga akan profesi tersebut, karena sebagian besar
masyarakat percaya bahwa seorang guru tersebut menjadi sosok yang dapat dapat
digugu dan ditiru . Tentu saja, harapan masyarakat tersebut menghendaki agar guru dapat menjadi sosok teladan, khususnya
tentang akhlaknya.
Seiring dengan perubahan zaman,
kini penilaian masyarakat terhadap sosok guru sudah mulai bergeser. Peran guru sebagai sosok dari yang
harus digugu dan ditiru mulai dipertanyakan eksistensinya, terutama oleh
siswanya sendiri di sekolah. Siswa makin berani melawan atau menentang
perkataan atau pun nasihat gurunya. Hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa
nasihat yang keluar dari guru bukanlah
dianggap siswa sebagai kata-kata sakti yang harusnya mereka patuhi untuk kebaikan mereka.
Menurunnya penghargaan oleh siswa
dan masyarakat terhadap sosok guru yang patut digugu dan ditiru antara lain
disebabkan oleh faktor internal guru itu sendiri, seperti masih lemahnya komitmen
pribadi guru terhadap profesinya, kinerja
guru yang kurang maksimal. Selain itu dari sisi ekternal antara lain disebabkan
oleh lingkungan rumah yaitu orang tua
siswa, tayangan telivisi yang kurang mendidik, kemajuan tehnolgi informasi, dan
lain-lain.
Sosok guru merupakan pengganti
orang tua siswa selama mereka berada di sekolah. Guru mempunyai kewajiban mendidik siswanya
untuk menjadi seorang anak yang nantinya bukan cuma pintar dan cerdas secara
intelektual saja, namun juga harus
mempunyai akhlak yang mulia. Menurut kamus Wikipedia,
kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku itu harus
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan
baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
Seseorang dapat dikatakan
berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri
dan dilakukan tanpa banyak perhitungan, pemikiran apalagi pertimbangan yang
sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Adapun
pengertian akhlak dalam Islam adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa
seseorang yang dari sifat tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah /gampang
tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. (al- Imam al-Ghazali).
Kedua pengertian akhlak baik
menurut kamus Wikipedia dan dalam Islam mempunyai arti yang sama. Sehingga
tujuannya mempunyai makna yang sama juga untuk membiasakan siswa melakukan
hal-hal yang baik secara terus-menerus dengan bimbingan dari orang tua mereka,
yang mana di sekolah diwakilkan oleh guru. Secara sederhana dapat kita jawab
dengan tingkah laku yang mereka dapat tunjukkan dalam kesehariannya yaitu bisa
menghormati kedua orang tuanya di rumah dan bisa menghormati gurunya di
sekolah.
Guru dituntut untuk dapat
menjalankan profesinya sebaik mungkin. Oleh sebab itu, guru disebut professional
yaitu guru yang mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengajar, mendidik ataupun
melatih siswanya secara baik dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Sebagai
seorang guru, maka hendaknya selalu meningkatkan profesi, kompetensi, dan kinerjanya
untuk modal utama dalam mendidik siswa. Namun, pada kenyataannya banyak guru yang belum mampu
meningkatkan kompetensinya, sehingga guru terkesan ‘jalan di tempat’.
Proses pembelajaran adalah
kegiatan yang dilaksanakan oleh guru. Guru berupaya untuk membantu, membimbing dan
mengarahkan serta berusaha membina potensi yang dimiliki siswa dalam membentuk pola
sikap, tingkah laku sehingga mereka bisa mempunyai karakter mandiri dan bisa
mengembangkan diri. Pada pelaksanaannya, komunikasi memegang peranan sangat
penting, agar pembelajaran efektif maka guru harus berusaha mencurahkan dan mau
mengaplikasikan seluruh kemampuannya.
Guru yang baik, tentu sudah
mempersiapkan penyusunan program pengajaran seperti program tahunan, program
semester dan RPP. Selain persiapan tersebut guru harus mampu sebagai: (1) organisator, yaitu guru harus bisa
mengelola situasi dan kondisi perangkat pembelajaran karena guru bertindak
sebagai penyelenggara proses pembelajaran.(2) Motivator, artinya guru mampu bertindak sebagai penyemangat
siswanya dan mampu sebagai contoh yang baik (teladan). (3) Fasilitator, guru bertindak sebagai penyampai informasi
pembelajaran.Maksudnya guru tidak sekedar memberi pelajaran tapi juga
memberikan cara untuk mendapatkan pelajaran, guru hanya memantau, mengarahkan
dan membimbing.(4) Evaluator, guru
harus mampu mengamati tingkat keberhasilan siswanya secara terus-menerus
sehingga memungkinkan hasil belajarnya selalu meningkat.
Post a Comment for "MENCARI SOSOK GURU IDEAL DIERA MILENIAL Oleh IDA LISTIANA (Guru SMKN 1 Takisung- Tanah Laut)"