Berdasarkan pengumuman
pembagian kelas, ternyata aku berada di kelas VII B. Aku duduk sebangku dengan
Lisa Ameliya. Di kelas VII B itu, aku juga sekelas dengan teman-temanku yang
dulu sama-sama satu SD, yaitu Nurliana, Muhammad Agus, Alkusari dan Rahman.
Teman-teman baruku di kelas juga banyak. Di kelas VII B tersebut muridnya ada
26 orang. Pada mulanya kondisi kelas kami ketika belajar biasa saja. Namun,
lama kelamaan kelas kami menjadi sangat
ribut seperti di pasar. Ada yang bernyanyi, memukul-mukul meja, berlarian dan
berteriak-teriak di kelas. Mungkin
mereka masih terbawa suasana waktu mereka masih duduk di bangku SD.
Guru-guru di sekolah dan wali kelas kami selalu menasehati
dengan sabar, agar kami menghilangkan kebiasaan buruk kami sebelumnya. Mereka
sangat baik terhadap kami. Oh , iya, di sekolahku juga banyak sekali kegiatan
ekstra kurikuler. Aku mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola volly dan Pramuka. Aku senang
sekali, karena dapat menyalurkan bakatku bermain voli dan Pramuka. Dalam
kegiatan ekstrakurikuler tersebut, kami
dilatih untuk bersikap mandiri dan bertanggung jawab. Di sekolahku juga sering
melaksanakan berbagai lomba saat perayaan 17an, seperti lomba makan kerupuk, lomba kelereng, lomba
menyanyi lagu-lagu daerah dan nasional, lomba yel-yel dan lomba lainnya.
Kelas kami
pun pernah mendapatkan juara III (tiga)
ketika mengikuti lomba yel-yel Hari Guru Nasional (HGN). Semua itu tidak
lepas dari kerjasama dan kerja keras semua siswa di kelas kami. Waktu terasa
berlalu begitu cepat, selang beberapa saat, tidak terasa pembagian rapot di
semester 1(satu) pun tiba. Saat
pembagian rapot tersebut aku mendapatkan juara III (tiga).
Aku sangat bahagia dan bertekad
untuk belajar lebih giat lagi. Aku pun mulai sering membaca dan meminjam buku
di perpustakaan sekolahku, serta tidak
lupa belajar di rumah. Ternyata semuanya tidak sia-sia, karena aku dan kawanku
yang bernama Zuriatul Baidah terpilih
sebagai duta literasi.
Alhamdulillah,
puji syukur aku panjatkan kepada Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa, saat pembagian
rapot semester 2 (dua), kembali aku mendapat juara, bahkan nilai dan hasilnya lebih baik dari
semester terdahulu, yakni juara 2 (dua). Aku sangat senang dan terharu. Semua
ini tidak lepas dari doa dan dukungan orangtua dan bimbingan seluruh dewan guru. Saat
pengumuman kenaikan kelas, dewan guru selalu mengingatkan kami agar selalu
bersyukur, terus belajar dan belajar serta jangan bersikap angkuh dan sombong,
karena orang yang angkuh dan sombong tidak disukai oleh Tuhan dan juga tidak
disenangi oleh teman. Dewan guru juga selalu mengingatkan bahwa setiap siswa
memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda, kembangkanlah potensi yang
ada pada diri kita masing-masing secara baik dan maksimal.
Terapkanlah
ilmu padi," semakin masak dan berisi semakin merunduk". Aku dan teman-temanku naik ke kelas VIII B. Syukur
Alhamdulillah, kami semua dapat naik kelas. Kami pun
mempunyai adik-adik kelas baru. Di kelas VIII, aku terpilih menjadi KKR (Kader
Kesehatan Remaja), dan itu membuatku lebih aktif lagi di sekolah. Aku juga
sering mengikuti kegiatan penggalangan dana dan bakti sosial untuk korban
bencana dan mereka yang terkena musibah bersama anggota-anggota Pramuka dari
sekolah lain. Sebagian dari kami melaksanakan baksos di sekitar Tugu Gula Habang,
ada juga yang berkeliling dari kampung ke kampung dengan berjalan kaki.
Kegiatan tersebut sungguh sangat menyenangkan dan bermakna bagi kami, karena dapat
menambah teman dan persaudaraan serta menumbuhkan rasa kemanusiaan dalam
diriku.
Kelas kami pun juga pernah ikut kegiatan lomba kebersihan
kelas, lomba kreatifitas kelas, dan mading antar kelas. Kelas yang juara maupun
yang belum juara, diberi kertas bergambar bintang untuk ditempel di kelas
masing-masing. Kertas tersebut warnanya beragam, ada warna hijau, kuning, merah
dan hitam. Saat lomba kelas tersebut diumumkan, kelas kami mendapatkan gambar
bintang berwarna kuning yang artinya kelas kami masuk kategori baik. Aku dan
teman-temanku pun begitu senang, karena hal itu tidak lain adalah hasil kerja
keras kami yang selalu menjaga kebersihan kelas maupun sekolah.
Di kelas VIII B, sebagian dari kami terpilih menjadi anggota
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) atau pun KKR (Kader Kesehatan Sekolah). Adapun
kawan-kawan yang menjadi anggota OSIS diantaranya Al Kusari, M. Parif S.N,
M.Taufik Hidayatul Ramadan, Winda Saputri dan Sri Wulandari. Sementara yang
terpilih sebagai KKR adalah Ahmad Ruspandi, Hajerah, Jahratun Nisa, M. Agus,
Riduan, Zulkifli dan aku sendiri. Duta sanitasi dan adiwiyata di kelas kami
adalah Yeni Tami serta Kader keamanan dan ketertiban dari kelas kami adalah
Widia Ningsih. Kami semua mendapatkan Id
Card yang bertuliskan nama dan jabatan kami.
Id Card tersebut diminta pembina OSIS kami untuk dipakai setiap
hari. Ketua kelas kami pun yakni Ahmad Basuki atau yang biasa di sebut Coky juga mendapatkan Id Card Kader Penggiat Pancasila, karena dia adalah ketua kelas di kelas kami.
Wakil ketua kelas kami adalah M. Agus,
tubuhnya tinggi besar. Walaupun badannya tinggi dan gagah, namun ia tetap
rendah hati dan tidak sombong.
Setiap pagi, dewan
guru selalu meminta kami untuk terbiasa untuk membersihkan selokan dan bagian
depan kelas kami dari sampah dan daun-daun dari pohon ketapang yang berjatuhan.
Bahkan bapak dan ibu guru juga sering membantu kami membersihkan lingkungan
kelas dan sekolah. Selain halaman kelas, piket kebersihan kelas juga diminta
untuk membersihkan ruang kelas dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Agar
kelas kami selalu bersih dan belajar pun menjadi nyaman. Kebetulanyang menjadi
koordinator seksi kebersihan kelas adalah aku sendiri bersama dengan Alkusari.
Di sekolahku juga
ada kegiatan 4J (Jumat Pintar, Jumat bersih, Jumat Taqwa, dan Jumat Sehat).
Namun, sekarang berubah nama menjadi 4S
(Sabtu Pintar, Sabtu Bersih, Sabtu , dan Sabtu Sehat). Sabtu Pintar diisi
dengan kegiatan membaca buku bersama di depan perpustakaan dan depan kantor.
Setelah itu, satu orang perwakilan dari kelas masing-masing menceritakan
kembali secara garis besar isi dari buku yang sudah dibaca. Kegiatan ini
sungguh menyenangkan dan mengasah pengetahuan serta kemampuan berbicara kami di
depan orang banyak.
Ketika kegiatan Sabtu Bersih, kami membersihkan lingkungan
sekolah. Kami semua bergerak membersihkan rumput-rumput dan sampah-sampah yang dapat
merusak lingkungan sekolah kami. Sementara Sabtu Taqwa, kami biasanya
melaksanakan shalat dhuha bersama seluruh warga sekolah. Sedangkan Sabtu Sehat,
kami melakukan senam bersama dan setelah itu diisi dengan kegiatan bermain
volly, badminton dan kegiatan lainnya.
Perpustakaan
sekolahku juga lumayan nyaman. Di sana terdapat “Ambin Literasi” yang biasanya
kami gunakan untuk membaca, duduk santai serta belajar. Ambin literasi ini
dibuat di bagian depan perpustakaan (beranda perpustakaan) untuk menarik minat
baca siswa dan untuk membuat siswa lebih nyaman membaca buku. Di dalam
perpustakaan kami pun juga banyak buku-buku menarik untuk dibaca serta
poster-poster yang mengajak kami untuk gemar membaca.
Tak terasa beberapa bulan lagi aku dan teman-temanku akan
memasuki ulangan semester 2 (dua). Namun, pada saat mau menghadapi uangan
tersebut, awan gelap menyelimuti keluargaku. Rasa sedih menghampiri diriku.
Kami semua mendapat kabar yang sangat membuat kaget kami sekeluarga. Adikku yang
tinggal bersama nenek dan ayahku di Kuin, Banjarmasin. Adikku didiagnosa terkena penyakit infeksi paru-paru.
Aku, ibu dan adikku yang bungsu bergegas berangkat ke Banjarmasin untuk menemui adikku yang katanya sudah
berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin. Aku lihat kondisi
adik mulai lemah dan badannya agak kurus. Hampir beberapa minggu kami berada di
Banjarmasin dan selama itu pula aku tidak bersekolah. Padahal jauh di lubuk
hatiku, aku sangat merindukan sekolahku.
Hampir satu bulan
aku, ibuku dan adikku, Riska Andini dan Najwa berada di Banjarmasin untuk menjaga dan mendampingi adik yang sakit
agar dia tetap kuat menghadapi cobaan yang ada pada dirinya. Terkadang aku merasa
rindu dengan kampung halamanku, Lampihong, “Si Manis Si Gula Habang".
Walaupun aku lahir di Banjarmasin, tapi aku telah menganggap lampihong sebagai
tanah kelahiranku, karena aku sudah cukup lama tinggal di Lampihong.
Muhammad, adikku yang sakit cukup lama secara pelan mulai
agak sehat, kami pun dengan berat hati kembali ke Lampihong, meninggalkan
Muhammad dengan ayah kandungku di Banjarmasin, yang bekerja sebagai tukang
bangunan. Adikku harus tetap berobat dan menjalani perawatan selama satu tahun.
Setiap pagi dia minum 5 (lima) butir obat yang diberikan oleh pihak rumah sakit
agar penyakitnya tidak menyebar. Jika satu hari saja kelupaan atau tidak minum
obat tersebut, maka proses pengobatan akan diperpanjang selama satu tahun
selanjutnya. Obat tersebut setiap setengah bulan sekali harus diambil
kembali Rumah Sakit. Syukurnyanya, obat
tersebut masih gratis berkat adanya program BPJS Kesehatan.
Berdasarkan
keterangan dokter, paru-paru adikku yang berfungsi hanya sebelah dan dia hanya
bernapas dengan menggunakan satu saluran pernafasannya. Aku sangat sedih, dan
hanya mampu berdoa agar dia cepat sembuh dan dapat bersekolah kembali. Sampai sekarang adikku masih belum bersekolah
karena kondisinya yang tidak memungkinkan, padahal umurnya sudah 11 tahun.
Namun, ayahku selalu berusaha mengajari
dia membaca, sehingga sedikit demi sedikit dia terlihat sudah mulai mampu
membaca.
Ketika
kondisi adikku mulai membaik, dengan berat hati aku dan ibuku kembali ke
Lampihong. Sementara itu, adikku tetap
tinggal di Kuin bersama nenek dan ayahku, karena pertimbangan jarak yang
lumayan jauh antara Lampihong dengan Banjarmasin, maka adikku tetap di sana
guna rawat jalan dan harus berobat secara teratur.
Sesampainya
di Lampihong, besok harinyanya aku langsung bersekolah kembali. Tanpa
menghiraukan rasa lelah sehabis perjalanan yang cukup jauh. Aku sudah tidak
sabar lagi bertemu dengan teman-teman dan guruku, rasa lelahku pun terasa
hilang. Aku berusaha mengejar ketertinggalanku dalam pelajaran serta berupaya
memperbaiki nilai-nilai tugas dan ulangan harianku.
Dengan
penuh semangat aku kembali belajar di
sekolah maupun di rumah. Tidak lupa aku selalu berdoa dan rajin membaca buku,
karena aku tahu buku adalah jendela ilmu. Aku juga terinspirasi dari cerita
biografi orang-orang sukses yang pernah ku baca di perpustakaan, misalnya saja salah satu tokoh idolaku yakni Bapak B.J
Habibie, beliau adalah orang yang suka membaca, sehingga menjadi orang yang
pandai dan sukses. Aku pun bertekad membuat ibu bahagia dengan cara rajin
belajar.
Ketika pembagiaan
raport semester 1(satu) dikelas VIII ini, aku mendapatkan peringkat ke 5 (lima). Meskipun peringkatku menurun, tetapi
hal tersebut tidak membuatku berkecil hati. Malahan itu menjadi motivasi ku untuk
menjadi lebih baik lagi.
Tidak lupa aku berdoa
kepada Allah Yang Maha Esa untuk memberi kemudahan padaku. Aku tetap bersyukur,
karena aku tetap dapat masuk peringkat 5
(lima) besar di kelas. Apalagi, keluargaku ada tambahan rezeki dan
membelikanku sepeda baru berwarna biru yang sangat aku sayangi. Sepeda warna
hijau punyaku yang terdahulu, kini digunakan ibuku untuk menjajakan kue atau
dalam bahasa Banjarnya di sebut "wadai".
Ibuku setiap jam 05.00 pagi pergi ke tempat orang berjualan kue lalu ibuku pun
menjajakan kembali kue tersebut keliling kampung.
Tak berapa lama lagi
kami semua akan menjadi murid kelas IX, dan tentunya juga kami akan mendapatkan
adik-adik kelas baru lagi. Tetapi sebelum itu, tentu saja kami harus belajar
dengan rajin dan sungguh-sungguh agar kami semua bisa naik ke kelas IX. Selama
hampir 2 tahun bersekolah di SMPN 1 Lampihong, banyak pengalaman dan pelajaran
hidup yang dapat ku jadikan pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik
lagi. Sebuah pengalaman dan bekal yang tak akan terlupakan dalam hidupku.
Hidup ini penuh perjuangan. Tidak ada
keberhasilan tanpa adanya tetesan keringat dan air mata. Bahkan Thomas Alva
Edison berkata ,"Kesuksesan adalah 1% dari kegeniusan dan 99% adalah dari
kerja keras. Semakin kita merasakan perjuangan hidup, semakin dekat pula
penemuan kita akan makna kehidupan yang sesungguhnya. Never Give Up!
Post a Comment for "Never Give Up! ( oleh Gina Safitri, Siswa SMPN 1 Lampihong, Balangan, Kalsel) "