Dalam rangka memantau pelaksanaan pembelajaran
dengan pola Belajar Dari Rumah atau BDR sebagaimana diatur dalam Surat
Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Diseae (Covid-19), maka
Seksi Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Laut melakukan
penyebaran dan pengambalian angket secara daring (dalam jaringan)
kepala sekolah UPTD SMP se Kabupaten Tanah Laut melalui grup WhatApps.
Berdasarkan hasil rekapitulasi dari data angket kepala
sekolah SMP se Tanah Laut yang dikirim sejak Ahad, 3
Mei 2020 hingga ditutup pada Jumat, 22 Mei
2020, telah terkumpul data sebanyak 56
dari 56 SMP negeri dan
swasta se Kabupaten Tanah Laut , atau 100 %.
Kemudian, data tersebut diperoleh berbagai informasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembelajaran daring dimasa Covid-19. Salah satu data tersebut
terkait dengan kendala sekolah atau guru yang melaksanakan pembelajaran secara
daring.
" Pertama. Siswa tidak memiliki handphone (hp) sendiri. Dari rekpitulasi data yang terdapat 45 sekolah (88,2%) yang menyampaikannya, sehingga dalam mengikuti pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh gurunya, siswa meminjam handphone yang berbasis android milik orang lain, seperti milik orang tua, saudara, atau keluarga lainnya."
Dari data tersebut menunjukkan sejumlah kendala yang
dihadapi sekolah atau guru SMP yang melaksanakan pembelajaran
secara daring. Adapun kendala–kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembelajaran daring oleh guru menurut laporan sekolah tersebut menyangkut
hal-hal sebagai berikut : Pertama. Siswa tidak memiliki handphone (hp) sendiri. Dari rekpitulasi data yang terdapat 45
sekolah (88,2%) yang menyampaikannya, sehingga dalam mengikuti pembelajaran
daring yang dilaksanakan oleh gurunya, siswa meminjam handphone yang berbasis android
milik orang lain, seperti milik orang tua, saudara, atau keluarga lainnya.
" Kedua. Terkendala jaringan internet. Ada 44 sekolah (86,3%) mengeluhkan tentang masalah jaringan internet di lingkungan tempat tinggal siswa, atau ada internet tetapi sinyalnya tidak stabil. Ketiga. Masalah pemakaian kouta internet. Sebanyak 22 sekolah (43,1%) mengeluhkan terkait kouta internet yang cepat habis dan biaya pembeliannya. Keempat. Masalah hanphone/hp yang ‘jadul’ atau kurang mendukung. Masalah tersebut disampaikan oleh 2 sekolah (3,9%). Kelima. Kendala lain-lain. Ada 4 sekolah (5,9%) menyampaikan kendala lain yang bersifat non teknis."
Kedua. Terkendala jaringan internet. Ada 44 sekolah (86,3%) mengeluhkan tentang masalah
jaringan internet di lingkungan tempat tinggal siswa, atau ada internet tetapi
sinyalnya tidak stabil. Ketiga. Masalah
pemakaian kouta internet. Sebanyak 22 sekolah (43,1%) mengeluhkan terkait kouta
internet yang cepat habis dan biaya pembeliannya. Keempat. Masalah hanphone/hp
yang ‘jadul’ atau kurang mendukung.
Masalah tersebut disampaikan oleh 2 sekolah (3,9%). Kelima. Kendala lain-lain. Ada 4 sekolah (5,9%) menyampaikan
kendala lain yang bersifat non teknis.
Demikian
beberapa kendala teknis dan nonteknis yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran daring
oleh sekolah atau guru jenjang SMP dalam pandemi COVID-19 di Kabupaten Tanah
Laut yang berlangsung lebih dari sebulan. Memang, tidak ada sesuatu apapun yang
dilaksanakan tanpa menemui kendala, meski sekecil apapun kendalanya pasti ada.
Kendala-kendala tersebut tentu harus diatasi, atau paling tidak diminimalisir
agar pembelajaran daring tetap berlangsung.
Terima kasih dan apresiasi kepada semua kepala sekolah
atas dedikasinya dalam melaksanakan pembelajaran daring pada masa darurat
penyebaran pandemi COVID-19 dengan berbagai kendala seperti di atas. Semoga pengabdian dan dedikasinya tersebut berbuah kebajikan
dan bernilai ibadah disisi Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Semoga.
#BangkitPendidikanIndonesia
#DirumahdanMenulisAja
Post a Comment for "TIDAK MEMILIKI HP SENDIRI , MENJADI KENDALA TERBANYAK YANG DIHADAPI DALAM PEMBELAJARAN DARING DIMASA COVID-19 JENJANG SMP DI KABUPATEN TANAH LAUT"