Sekitar pukul 12.30 Wita mobil kami sampai di sebuah warung yang terletak di pinggir jalan nasional trans Kalimantan sekitar 2 kilometera dari Pagatan arah ke Banjarmasin. Siang itu cukup banyak orang yang makan siang di warung yang juga memiliki pondok di tepi pantai. Kami memesan hidangan makan siang dan minuman di bagian depan, dan selanjutnya setelah memesan makanan dan minuman itu kami mendatangi sebuah pondok yang kosong. Sambil menunggu pesanan diantarkan, kami menikmati suasana pantai dengan hembusan angin laut yang cukup kencang siang itu, Selasa, 6 September 2023. Bahkan, ada kawan yang turun ke pantai yang lagi surut untuk mencari kerang, keong laut, dan sebagainya.
Hidangan yang kami pesan akhirnya tiba juga dan siap untuk disantap. Sementara itu, kawan kami yang turun ke pantai yang surut dipanggil beberapa kali, namun ternyata tidak didengar karena hembusan angin kencang dari laut membuat teriakan kawan dan saya sendiri tidak terdengar. Ketika melihat ke arah pondok kami, maka barulah kawan tersebut balik ke pondok untuk menyantap hidangan yang sudah tersedia. Kami memasan ikan bakar dan sayuran khas Banjar dengan sambal terasi yang membuka selera makan. Hembusan angin laut yang kencang diserta bunyi daun pohon cemara laut yang ditiup angin membuat suasana makan di tepi pantai ini semakin enak dan nikmat .
Tak terasa nasi yang disediakan dalam sebuah rangsang secara perlahan-lahan habis dan berpindah ke perut kami. Syukur alhamdulillah, meski dengan menu yang sederhana namun karena didukung oleh kondisi dan suasananya yang indah dan sejuk, maka sesuatu yang sederhana akan terasa lebih nikmat dan enak disantap. Lalu, nikmat apalagi yang kau dustakan? Suasana hati yang lapang dan didukung oleh keindahan alam yang dihamparkan menjadikan sesuatu yang yang disantap dapat menjadi lebih nikmat meski dengan menu yang sederhana dan seadanya.
Sekitar setahun yang lalu saya pernah berkunjung ke Pagatan dan singgah di dekat warung yang kami singgahi tersebut. Namun saat itu belum ada warung nasi yang kami singgahi ini, dan saat itu kondisi jalan nasional trans Kalimantan di sekitar warung tersebut rusak parah dan menjadi momok bagi pengendara ketika melewati ruas jalan tersebut. Kini, kondisi jalan nasional trans Kalimantan sudah mulus dan nyaman dilewati, sehingga memberikan peluang tumbuh dan berkembangnya warung makan atau pedagang kuliner yang membuka usahanya dari masyarakat setempat.
Kondisi jalan baik, suasana lingkungan alam yang indah, serta terjaminnya rasa aman atau ketertiban sekitarnya akan membuat usaha dan aktivitas bisnis akan dapat tumbuh dan berkembang baik. Hal demikianlah yang diharapkan oleh para pengunjung objek wisata atau pengguna jalan yang cuma numpang lewat saja akan singgah untuk menikmati kuliner atau santai sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Demikian yang fakta yang terlihat di kawasan warung yang kami singgahi tersebut, bahkan tidak jauh dari warung itu telah dibuka objek wisata baru yang dikelola secara modern yang berpotensi akan banyak menarik minat datang dan berwisata di kawasan obejk wisata tersebut.
Sekitar pukul 13.45 Wita kami bersiap berangkat dan melanjutkan perjalanan pulang setelah menikmati makan siang di tepi pantai. Hari semakin siang dan kondisi lalu lintas terlihat lengan dan lancar karena mungkin banyak pengendara yang singgah dan beristirahat di sekitar kawasan pantai yang ditumbuhi banyak pohon cemara laut.
Catatan perjalanan akan dilanjutkan dalam tulisan berikutnya...
Post a Comment for "Catatan Hari Kedua Road to Tanah Bumbu 2023. MAKAN SIANG DI TEPI PANTAI "