CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-KOTABARU. Bagian 19. Sesi Berada di Kapal Ferry ke Batulicin


Hari semakin siang, dan udara pun semakin bertambah panas. Setibanya di kapal ferry yang akan menyeberangkan kami beserta penumpang lainnya, penulis langsung menuju ke bagian atas kapal yang menyediakan tempat duduk penumpang. Saat kapal ferry sudah mulai bergerak meninggalkan dermaga Pelabuhan Ferry Tanjung Serdang, Kotabaru, waktu menunjukkan sekitar pukul 12.55 WITA pada Kamis, 5 September 2019.

Penulis setelah berada di ruang duduk penumpang kapal ferry tidak segera duduk, tetapi berdiri di belakang tempat duduk penumpang untuk melihat pemandangan dari atas sesaat akan meninggalkan tanah Pulau Laut, Bumi Saijaan, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Perlahan tapi pasti kapal ferry bergerak maju untuk meninggalkan dermaga. Beberapa kali bagian pintu penutup sekaligus jembatan penghubung ke dermaga menabrak tiang beton pengaman jembatan, sebelum akhirnya berlayar menuju ke seberang.

Kapal ferry kami tumpangi saat pulang ini memang berbeda dengan kapal ferry saat menyeberang ke Kotabaru kemarin. Badan kapalnya lebih kecil dan kapal ferry kemarin,  hanya dapat memuat beberapa buah mobil, truk, dan sepeda motor. Kondisi yang demikian juga terlihat dari jumlah bangku penumpang yang disediakan sedikit, mungkin hanya untuk sekitar 20 orang penumpang saja. Ketika berada di tengah laut, tiupan angina saat itu relatif lebih kencang dibandingkan dengan saat berangkat kemarin siang. Gelombang air laut juga terlihat besar menerpa kapal yang kami tumpangi.
Perjalanan menyeberang ke Pelabuhan Ferry Batulicin saat pulang ini berbeda suasananya dengan berangkat kemarin, karena berbeda kapal, cuaca, dan suasana di kapalnya. Setelah cukup lama berdiri di bagian belakang tempat duduk penumpang, penulis duduk dan bergabung dengan Yuliansyah, M.,Pd dan Supian, S.Pd di bangku penumpang. Ada hiburan vedio  musik dangdut yang diputarkan untuk menemani dan menghibur penumpang sepanjang perjalanan menyeberang tersebut.
Sesudah merasa bosan duduk dan mendengarkan musik, penulis kembali berjalan kea rah depan yang berada di samping ruang kemudi kapal ferry. Di bangku yang hanya dapat ditempati oleh dua orang itu sudah ada seorang penumpang laki-laki muda yang mau pulang ke Batulicin. Sempat penulis berbicara dengan laki-laki  muda itu yang aslinya dari Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Kapal ferry yang menyeberangkan kami dan para penumpang lainnya makin mendekati dermaga Pelabuhan Ferry Batulicin, sehingga beberapa penumpang mulai meninggalkan ruang penumpang di atas menuju kendaraannya masing-masing. Demikian juga dengan penulis dan kawan-kawan juga bersiap-siap masuk ke mobil untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Pelaihari, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Kali ini yang akan menjadi sopir atau ‘driver’ adalah Yuliansyah, M.Pd.
Saat mau masuk mobil ini, penulis sempat membuka pintu mobil orang, mengira mobil kami karena warna mobilnya sama  dan posisinya persis di belakang mobil kami. Untungnya, belum sempat duduk, sebab ada dua buah tas di bangku depan mobil dan setelah melihat siapa sopirnya, ternyata orang lain bukan Yuliansyah,M.Pd. Akhirnya, penulis minta maaf dengan sang sopir yang tersenyum melihat penulis yang salah masuk mobil. Satu lagi pengalaman yang tidak dapat dilupakan. Sesampai di mobil kami, penulis sampaikan dengan Yuliansyah, M.Pd dan Supian, S.Pd. Mereka berdua tertawa mendengar cerita penulis yang baru terjadi.

Kapal ferry yang menyeberangkan kami sudah merapat di dermaga Pelabuhan Ferry Batulicin dengan baik pada sekitar pukul 13.55 WITA, dan mobil kami pun yang berada paling depan  mulai meninggalkan kapal ferry  dan menaiki  dermaga pelabuhan.  Selanjutnya, Yuliansyah, M.Pd yang menggantikan Supian, S.Pd sebagai ‘driver’ mulai mengarahkan mobil ke jalan trans Kalimantan di Kota Batulicin menuju kea rah Pelaihari, Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
####edisikotabaru2019###

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-KOTABARU. Bagian 19. Sesi Berada di Kapal Ferry ke Batulicin"