CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-KOTABARU. Bagian 4. Sesi Perjalanan Menuju Kotabaru


Penjalanan panjang menuju kota dari Pelabuhan  Tanjung Serdang dalam rangka mengurus persiapan kegiatan studi banding MKKS SMP Tanah Laut tanggal 20 September 2019 baru dimulai. Setelah keluar dari kapal ferry sekitar pukul 15.45 WITA Rabu, 4 September 2019 , mobil meluncur menelusuri jembatan pelabuhan menuju daratan Pulau Laut. Tanah Pulau Laut mulai kami jalani setelah keluar dari jembatan pelabuhan Tanjung Serdang. Supian, S.Pd masih menjadi sopir mobil kami, karena dia sering melewati jalan di kawasan ini.


Jalan dengan tanjakan yang cukup tinggi menjadi pertama selepas keluar dari kawasan Pelabuhan Tanjung Serdang. Ada dua jalur jalan selepas sekitar satu kilometer dari pelabuhan tersebut, belok ke kanan menuju Lontar, sedangkan belok ke kiri menuju Kotabaru, yang jaraknya sekitar 40 km, atau dengan lama perjalanan sekitar 45 menit. Kondisi jalan selepas dan tanjakan awal menuju Kotabaru seperti ular, berkelok-kelok dan banyak tanjakannya, karena jalur jalannya berada di daerah pegunungan. Harus penuh konsentrasi, hati-hati, dan mengenal kondisi jalannya.
Penulis yang berada di samping Supian, S,Pd sebagai supir yang baru pertama kali menjalani jalan menuju Kotabaru ini merasakan tegang ketika mobil berjalan naik dan terus menikung. Ketika naik, tidak terlihat apakah ada atau tidak mobil atau sepeda motor dari arah yang berlawanan, karena cukup tinggi tanjakan yang harus dilalui. Rasanya penulis belum berani dan percaya diri menjadi sopir atau mengendarai mobil di jalan arah Kotabaru tersebut, perlu keberanian dan keterampilan menyetir mobil yang tinggi.

Saat memasuki dan menjalani jalan ke arah Kotabaru ini hari mulai sore dan cuaca sangat baik, cerah tetapi sejuk. Kampung demi kampung dilalui, namun banyak juga daerah yang dilewati tidak ada penghuni alias kosong dengan jarak yang relatif jauh. Kecepatan mobil antara 30-40 km, dengan posisi pada gigi 2-3.  Supian, S.Pd yang sering ke Kotabaru ini sudah cukup mengenal medan jalan, sehingga penulis dan Yuliansyah, M. Pd mempercayakan sepenuhnya kepadanya untuk membawa mobil hingga sampai ke Kotabaru.
Pemandangan alam pegunungan yang membentang di sepanjang jalan ke Kotabaru dengan dukungan kondisi cuaca yang cerah menjadi hiburan tersendiri bagi penulis. Hutan yang masih rimbun dengan latar belakang pegunungan sekitarnya bagaikan hamparan permadani hijau yang terbentang dengan anggunnya. Subhanallah. Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt, memberikan hamparan alam yang indah, sehingga tidak semestinya kita merusak alam yang indah tersebut.

Perjalanan panjang menuju Kotabaru tidak terasa melalahkan apalagi membosankan penulis. Beberapa kali penulis mengambil gambar untuk mengabadikan pemandangan alam nan indah yang terhampar di hadapan penulis. Tidak terasa mobil kami memasuki kawasan yang mulai menunjukkan tanda-tanda akan mendekati kawasan kota. Kondisi jalan cukup baik, meski tidak terlalu lebar. Mobil kami melewati lapangan atau landasan pesawat terbang yang berada di daerah Stagen, yaitu Lapangan Terbang Gusti Syamsir Alam.

Selepas melawati lapangan terbang tersebut, mobil kami makin mendekati kawasan kota, karena semakin padatnya arus lalu lintas, terutama pengendara sepeda motor. Kecepatan perjalan mobil mulai dikurangi oleh Supian, S.Pd ketika mulai mendekati kawasan perkotaan pada sekitar pukul 16.30 WITA. Sore itu arus lalu lintas di jalan cukup padat, namun tetap lancar. Sekitar pukul 16.35 WITA mobil kami sudah masuk Kotabaru. Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat kembali menginjakkan kaki di Bumi Saijaan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
####edisikotabaru2019###

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-KOTABARU. Bagian 4. Sesi Perjalanan Menuju Kotabaru"