Berita pagi koran Banjarmasin Post pada terbitan Sabtu, 4 Juli 2020, di halaman muka dengan memasang judul berita " SMPN 29 Baru Dapat 20 Calon Siswa "dengan subjudul berita " Sejumlah SMPN Belum Penuhi Kouta" dan " SMKN Kebanjiran Pendaftar ".Menurut beritanya, Sabtu (4/7) ini merupakan hari terakhir Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online untuk SMP di Banjarmasin. Namun, sejak dibuka pada Senin (29/6) hingga Jumat (3/7) , sejumlah sekolah masih mini pendaftar.
SMPN 29 di Jalan Alalak Utara Kecamatan Banjarmasin Utara baru mendapatkan 20 calon siswa. " Kamis hanya ada sembilan pendaftar dan Jumat ini ada tambahan dua orang untuk jalur zonasi, " kata sang kepala sekolah, Muhdar. Sembilan pendaftar lainnya menggunakan jalur afirmasi atau dari keluarga tidak mampu. "Sementara jalur prestasi tidak ada, " kata Muhdar. Sedangkan kouta yang tersedia di sekolah ini sebanyak 128 siswa. " Memang dari tahun ke tahun seperti ini. Tahun lalu misalnya kouta tersedia sebanyak 96, tapi yang masuk hanya 75 siswa." katanya.
Kenyataan yang diberitakan oleh koran di atas menjadi suatu fenomena yang berlangsung dalam beberapa tahun terakhir ini. Sekolah terus menerus kekurangan jumlah siswanya. Bukan hanya terjadi pada sekolah di Kota Banjarmasin, Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, tetapi juga di daerah lain yang ada di Kalimantan Selatan.
Sementara itu, pada beberapa waktu lalu koran tersebut pernah memberitakan tentang adanya rencana regroping sekolah karena bermasalah dengan kekurangan murid atau siswanya. Menurut berita koran Banjarmasin Post pada Rabu, 22 April 2020, di halaman 9 dengan judul “ SDN Handil Suruk II Cuma 21 Siswa “ dan subjudul “ Enam SDN di Tala Segera Diregrouping” Dalam beritanya, sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga kini kekurangan murid. Selain itu ada juga yang jaraknya berdekatan. Keberadaan sejumlah sekolah tersebut menjadi perhatian Dinas Pendidikan (Disdik) setempat. Bahkan tahun ini ada empat SDN di Tala yang bakal dilakukan regrouping atau peleburan. “ Insya Allah realisasinya pada tahun ajaran baru nanti. Mungkin sekitar Juli nanti.” ucap Kepala Disdik Tala Abdillah, Selasa (21/4).
Sementara itu, pada beberapa waktu lalu koran tersebut pernah memberitakan tentang adanya rencana regroping sekolah karena bermasalah dengan kekurangan murid atau siswanya. Menurut berita koran Banjarmasin Post pada Rabu, 22 April 2020, di halaman 9 dengan judul “ SDN Handil Suruk II Cuma 21 Siswa “ dan subjudul “ Enam SDN di Tala Segera Diregrouping” Dalam beritanya, sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga kini kekurangan murid. Selain itu ada juga yang jaraknya berdekatan. Keberadaan sejumlah sekolah tersebut menjadi perhatian Dinas Pendidikan (Disdik) setempat. Bahkan tahun ini ada empat SDN di Tala yang bakal dilakukan regrouping atau peleburan. “ Insya Allah realisasinya pada tahun ajaran baru nanti. Mungkin sekitar Juli nanti.” ucap Kepala Disdik Tala Abdillah, Selasa (21/4).
Pemberitaan koran tersebut mengingatkan kembali dengan pemberitaan topik yang oleh koran Banjarmasin Pos
sekitar bulan Juni 2019 lalu, yang mengangkat beritanya tentang masalah sekolah
kekurangan siswa pada tahun pelajaran 2019/2020 dengan judul berita pada
halaman pertamanya “ 55 SDN di Batola Bakal Digabung” , dan subjudul “ Disdik
Banjarmasin Incar Dua Sekolah”. Menurut beritanya, Dinas Pendidikan
Kabupaten Baritokuala (Batola) segera melakukan regrouping atau penggabungan puluhan Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang
kekurangan siswa. Regrouping dilakukan terhadap SDN yang jaraknya tidak sampai
satu kilometer. “Iya ini sedang kami pikirkan regrouping puluhan SDN,” kata
Kadisdik Batola, Sumarji, Kamis (13/6).'
Fenomena penurunan sekolah sepi peminat, khususnya jenjang pendidikan dasar, menjadi bahan pemikiran atau PR bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Pendidikan dasar yang menjadi pondasi dalam pembentukan sumber daya manusia harus mendapat perhatian dan penyelesain masalah yang lebih terpadu dari semua pihak. Banyak dampak yang ditimbulkan dari semakin menurunnya jumlah siswa di sekolah, seperti berkurangnya dana BOS untuk pengelolaan sekolah, guru kekurangan jam mengajar untuk memenuhi target jam mengajar guna mendapatkan sertifikasi, dan sebagainya.
Lalu, dari rangkain pemberitaan koran yang berkaitan dengan penurunan jumlah siswa pada sekolah dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi tanda tanya, ada apa dengan sekolah sepi peminat? Apakah jumlah calon siswanya berkurang sedangkan jumlah sekolahnya bertambah, atau ada faktor lain yang menyebabkan penurunan jumlah siswa tersebut? Wallahua'lam...
#BangkitPendidikanNegeriku
#DirumahdanMenulisAja
#BangkitPendidikanNegeriku
#DirumahdanMenulisAja
Post a Comment for "SEKOLAH SEPI PEMINAT , ADA APA?"