Jika menelusuri lebih jauh ke
belakang, cukup banyak koran BPost
menurunkan beritanya mengenai sekolah
kekurangan siswa pada beberapa daerah di Kalimantan Selatan, seperti pada Rabu
(12/9/2018) di halaman 11, dengan judul
berita Disdik Bingung Murid Terus
Berkurang ,dan subjudul 61 Sekolah
Bakal Dievaluasi, yang mengangkat permasalahan sekolah yang kekurangan
siswa di Kabupaten Barito Kuala atau Batola, atau pada Rabu
(22/4/2020), di halaman 9 dengan judul SDN Handil Suruk II Cuma 21 Siswa ,
dan subjudul Enam SDN di Tala Segera Diregrouping. Mengangkat masalah
kekurangan siswa di Kabupaten Tanah Laut.
Mencermati masalah sekolah kekurangan siswa dari tahun ke tahun
berdasarkan pemberitaan koran di atas, maka tentu saja ada faktor yang
menyebabkan terjadinya hal tersebut. Dari pemberitaan di atas sudah ada jawaban
sepintas atas terjadinya kekurangan
siswa pada sekolah negeri, khusus jenjang. Ada penurunan minat orang tua untuk
menyekolahkan anaknya ke sekolah umum (SD) dan cenderung dimasukkan ke sekolah
agama (MIN). Fenomena kecenderungan orangtua menyerahkan pendidikan anaknya ke
sekolah agama tidak saja terjadi di Tabalong sebagaimana berita di atas, tetapi
mungkin terjadi di daerah lain yang ada di Kalimantan Selatan ini.
Sehubungan dengan fenomena banyak sekolah kekurangan siswa dan
bahkan tidak operasional lagi, maka regruoping atau penggabungan sekolah
menjadi salah wacana yang semakin kuat
untuk dipertimbangkan oleh pemerintah daerah. Sebagaimana diberitakan oleh koran di atas, Tanah
laut dan Banjarmasin mewacanakan untuk melakukan regrouping sekolah yang
mengalami penurunan siswa setiap tahunnya. Tentu saja sebelum diputuskan
regrouping sekolah tersebut harus dipikirkan secara mendalam dengan mempertimbangkan
berbagai aspek.
Dengan adanya regruoping atau
penggabungan sekolah dapat dipandang sebagai kabar yang kurang menggembirakan
dalam perkembangan dunia pendidikan di daerah tersebut. Bagaimana tidak, jumlah
satuan pendidikan atau sekolah (SDN) yang semula banyak kini menjadi
jumlahnya semakin sedikit.
Kondisi tersebut
mengindikasikan adanya penurunan jumlah anak yang masuk sekolah atau
melanjutkan pendidikan. Penurunan jumlah anak usia sekolah masuk sekolah
menjadi pertanyaan dan keprihatinan kita semua. Apakah penurunan jumlah anak
yang masuk sekolah tersebut disebabkan oleh semakin sedikitnya anak usia
sekolah karena adanya keberhasilan program pengendalian penduduk atau KB atau
penyebab lainnya?
Dunia pendidikan terus
mengalami perubahan seiring dengan perkembangan dan dinamika masyarakat di
sekitarnya. Perubahan tersebut ada yang membawa dampak positif dan bermanfaat
bagi dunia pendidikan, namun tidak jarang pula dapat berdampak kurang baik, seperti
apa yang diberitakan oleh koran di atas. Semoga dengan berbagai perubahan dan
dinamika tersebut dapat disikapi dengan arif dan bijaksana sehingga menjadi
solusi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan kita. Semoga.
Post a Comment for "FENOMENA KEKURANGAN SISWA DAN REGROUPING SEKOLAH"